Pelumas food grade atau food-safe adalah nama yang diberikan untuk pelumas industri yang dianggap aman untuk kontak insidental dengan barang-barang yang dapat dikonsumsi oleh manusia atau hewan, asalkan tidak melebihi konsentrasi tertentu.

Pelumas food grade tidak berbahaya jika dikonsumsi secara tidak sengaja dalam jumlah di bawah tingkat maksimum yang ditentukan FDA yaitu 10 ppm (10 bagian per juta).

Pelumas food grade harus digunakan di mana pun ada kemungkinan kontak insidental dengan produk makanan atau minuman selama proses produksi.

Pelumas yang digunakan di fasilitas manufaktur dapat masuk ke dalam makanan yang kita makan. Tetesan oli dan grease dapat merembes dari bantalan dan konveyor, seamer kaleng, oven roti, dan titik operasi kritis lainnya.

NSF, Halal, Kosher, Anti Allergen, ISO 9001 dan ISO 21469

Pelumas H1 adalah pelumas yang dapat digunakan dalam aplikasi di mana kontak makanan insidental berpotensi terjadi. Kontak insidental tersebut terbatas pada jumlah jejak: Tidak boleh melebihi 10 bagian per juta (yaitu, 0,001 persen), atau makanan dianggap tidak aman untuk dikonsumsi.
Pelumas 3H adalah pelumas yang dapat digunakan pada panggangan, panci roti, pemotong, talenan, atau permukaan keras lainnya yang bersentuhan langsung dengan produk makanan daging dan unggas untuk mencegah makanan menempel selama pemrosesan.

Anderol FG S compressor Oil adalah oli 4.000 jam (atau 1 tahun) yang cocok untuk kompresor yang beroperasi dalam kondisi pengoperasian yang ringan dan standar. Dalam kondisi yang lebih menuntut, masa pakai Anderol FG S food grade compressor oil adalah 2.000 jam (atau 1 tahun).Produk Anderol FGS berbahan dasar semi Synthetic dengan harga yang terjangkau.

Anderol FG XL Synthetic Food grade, di sisi lain, sangat cocok untuk kompresor yang bekerja dalam kondisi yang lebih menuntut atau ekstrem. Umur kerja 4000 jam atau 2 tahun dapat dijamin dalam kondisi menuntut. Untuk kondisi operasi yang lebih ekstrim, masa pakai akan berkurang menjadi 3.000 jam.

Pelumas food grade sintetis sebenarnya lebih murah dalam jangka panjang, karena tidak hanya mengurangi biaya perawatan secara keseluruhan, tetapi juga dapat mengurangi risiko kontaminasi dari penggunaan pelumas non-food grade dan berakibat product recall.

Pelumas food grade sintetis dirancang untuk memenuhi berbagai aplikasi dan umumnya mengungguli minyak mineral food grade tradisional.

Mesin yang digunakan dalam pengolahan makanan dan minuman memiliki banyak bagian yang bergerak yang membutuhkan pelumas untuk mempertahankan operasi yang andal dan efisien. Kontaminasi makanan dan minuman dapat terjadi dari tetesan rantai, kegagalan selang hidrolik, kebocoran oli dari segel dan kotak roda gigi, atau pelepasan udara bertekanan yang mengandung kabut berminyak. Menggunakan minyak dan gemuk industri non-food grade tradisional tidak tepat dalam proses food safety.

Anda dapat memverifikasi apakah pelumas di pabrik Anda adalah food grade dengan memeriksa sertifikat NSF H1 di www.nsf.org

Product Recall akibat tidak menggunakan pelumas food grade

Costly Consequences :
While it is never desirable for lubricants to be allowed to contaminate produced goods, the consequences of lubricant contamination are rarely more acute than in the food industry.
While few recalls occur due to lubricants, they can be costly when they do occur. Some case histories have been documented.
1. In 1996, a total of 4,740 pounds of turkey sausage was recalled by Jennie-O Foods because the product had been contaminated with grease. One year later, only 31 pounds were recalled.1
2. In 1998, more than 490,000 pounds of smoked boneless hams were recalled by Smithfield Foods because they were contaminated by a gear lubricant after several customers reported a “bad taste” and “burning in the throat for up to three hours” from eating the ham.2
3. In 2000, 86,000 pounds of sliced and packaged turkey products (mostly deli meats) were voluntarily recalled from exposure to a non-food-grade lubricant. Consumers reported off-odor and off-flavor product. A few experienced “temporary intestinal discomfort.”2
4. On September 1, 2000, the Stoke-on-Trent City Council in the United Kingdom confirmed that tests on a can of baby food revealed a toxic substance. The investigations indicated that a can of Heinz Cheesy Parsnip and Potato Bake was contaminated with mineral oil lubricant, possibly from a machine in the manufacturing process or from the can manufacturing process. A mother complained that the food smelled of tar and alerted the environmental health officials.2
5. In November 2002, a shipment of soft drinks was recalled because of lubricant contamination. The product was “Big Thirst”, five flavors in 1.25-liter bottles, distributed through NQR Grocery Clearance Stores in Victoria, Australia. Food Standards Australia indicated that the lubricant may cause irritation if consumed.2
6. In 2002, Arinco, a manufacturer of milk powder at Vidabaek, Denmark, found contamination in its product. A total of 1,100 tons of milk powder manufactured between January 3 and June 28, 2002, were contaminated by one-half to three-quarters of a liter of lubricating oil containing very fine iron particles. This was discovered when a customer in Thailand complained that the milk powder had a pale gray tint. This was traced back to a packaging plant, to a worn axle in a gearbox. This allowed oil to seep out through a ball joint and into the powdered milk.